🪀 Laisa Kamislihi Syaiun Artinya
Artinya orang akan haqqul yaqin bahwa Allah itu benar bila seluruh alam ini sudah dipahami, bisa dipahami, sehingga tidak tersisa misteri lagi. laisa kamislihi syai'un (tiada sesuatu yang sebanding dengan Dia). Jadi Dia tidak bisa digambarkan, tidak dapat dipahami. Sebab Allah itu mutlak. Perkataan memahami Tuhan itu kontradiksi inter
Fasalpada menyatakan artinya yang bernama Alam itu, maka ada satu-satunya tersebut bahwasannya ini soal dan jawab, menjunjungkan yang mana yang dinamai JAMAL A'LAM. MAN ini jika kita bawa kepada pengertian NAFSAHU maka ia akan membawa kepada manusia yang "LAISA KAMISLIHI SYAIUN" Yaitu MANUSIA yang BATIN atau dikenal sebagai INSAN atau di
Artinyasatu sel batang yang mati ( hidup tetapi tidak tumbuh kembang) dihidupkan oleh Allah dengan sang diri (ruh dan jiwa ) di dalam rahim ibu yang hidup. Sel batang pasti tidak akan hidup pada rahim ibu yang mati. (42) ayat 11 dikatakan bahwa لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.Laisa kamislihi syaiun yang berarti tidak ada
Artinya c. Al-Furqan ayat 58: Artinya: 2. Pandangan Ulama tentang Istiwa . tidak pula mempertanyakan kaifiyatnya serta meyakini bahwa tiada suatu apapun yang serupa dengan Allah sesuai ayat "laisa kamislihi syaiun".
99Nama-Nama Allah (Asmaul Husna) Lengkap Berserta Arti dan Dalilnya Situs Pendidikan Islam No#1
DalamAgama Islam tindakan tersebut disebut Qottatun yang artinya Mengadu Domba. cc. @haikal_hassan … Ada Provokator yang Mau Hancurkan Indonesia ? | Wasaka Satu. Persamaan Kata provokator. Skl Ki Dan Kd Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Weirdchamp Bumbu Pepes Ikan Hasil Produk Kerajinan Dari Logam Adalah Arti Laisa Kamislihi Syaiun
Ustadz H. Fuad Hasan (Pon. Pes Al Amin-Jl Tidar) QS Al Ahzab:41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
DalamPembukaan UUD. 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa", bukan atas berkat rahmat tuhan lain selain Dia. Dan dalam pasal 9 UUD. Presiden harus bersumpah "Demi Allah", bukan demi tuhan selain Dia.
lamunaya jalma nu nanya kumaha allah ? jawabna ; ari allah eta laisa kamislihi syaiun, teu aya anu nyamian kana dzat na gusti allah ta'ala jadi teu aya makhluk anu nyamian kana dzatna gusti allah ta'ala, ari allah eta anu maha sampurna ari allah eta anu berbeda jeung sakabeh makhlukna. jadi jalma anu ninggalkeun kata kumaha allah eta sampurna
MANini jika kita bawa kepada pengertian NAFSAHU maka ia akan membawa kepada manusia yang "Laisa kamislihi syaiun " yaitu manusia yang Batin atau dikenal sebagai INSAN atau di kenal juga sebagai DIRI SEBENAR DIRI yang bertaraf NYAWA atau NAFAS, Artinya adalah shalat sejati, syariatnya ada di Mekkah, ketika orang pergi Haji, hakikatnya
ALQUR AN telah menjawab dengan singkat dan tegas bahwa MAHA CINTA adalah ALLAH (laisa kamislihi syaiun)tidak satupun mahluk yg tidak menyerupai mahluk..yg kemudian di jabarkan dalam 99(sembilan puluh sembilan) sifat seperti MAHA AGUNG,MAHA CINTA,MAHA TINGGI,MAHABESAr,MAHA TINGGI,MAHA ADIL ,MAHA MENGETAHUI,dsb tetapi
LaisaKamislihi Syaiun.Tiada segala sesuatu yang telah diciptakan " MENYERUPAI " Keberadaan-NYA. Apa artinya berani dan sanggup mati dalam kebenaran?. Ialah keberanian dan sanggup memilih jalan yang benar. Berani dan sanggup untuk hidup " bersahaja dan bersih " dari segala perbuatan yang tercela dan mungkar. Hati bebas dari
qtEaQ1.
Makna Laisa Kamitslihi Syai’un MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN Oleh Abdul Wahab Ahmad Dalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalah لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ "Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat tersebut. Mereka yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Mereka ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Akan tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Abdul Wahab Ahmad 14 Januari pukul
laisa kamislihi syaiun artinya